Bagaimana Remaja Mengekspresikan Emosinya?
Remaja tidak selalu dapat mengekspresikan emosinya. Sebenarnya, remaja, seperti halnya ketika mereka masih kecil tetap perlu perhatian. Tetapi kini tidak lagi menunjukkannya secara terbuka dan spontan. Akibatnya ekspresi emosi dan tingkah lakunya “tidak wajar” di mata orang tuanya. Mereka disalahkan, dianggap aneh atau dianggap tidak baik. Padahal semua “ketidak wajaran” itu hanyalah keinginan remaja untuk diperhatikan orang tuanya.
Sampai kapan “keanehan” tingkah laku ini terjadi?
Pada umumnya itu akan berakhir sampai masa remaja berakhir (kira-kira usia 18-19 tahun). Pada anak yang sukar diatur, mereka bisa terus menerus bertentangan dengan orang tua. Ini karena harapan mereka berbeda dengan harapan orang tua mereka. Sedangkan harapan dan keingingan mereka sendiri juga terus berubah dan mengakibatkan gejolak emosi.
Pada kasus yang parah, remaja membutuhkan penanganan yang khusus dan tepat, tidak hanya dari orang tuanya tetapi juga bantuan orang lain. Bisa dengan mengikuti kursus, bimbingan karir dari profesional atau konseling dengan “orang yang dituakan, dipercaya, dianggap peduli dan bersikap netral” seperti PakDe/BuDe/Uwak, Uztad/Romo, guru sekolah, Pak RT/RW, Pak Lurah dan lain sebagainya.
Minggu, 06 Januari 2008
Remaja Mengekspresikan Emosi Cara Yang Unik
Label:
Perkembangan,
Remaja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar